- Apakah tanda-tanda bahwa seseorang terkena penyakit TBC?
- Apakah setiap orang yang mengalami batuk berdarah berarti menderita TBC?
- TBC menular melalui media apa saja? Dan rata-rata berapa lama gejala timbul setelah orang terpapar kuman TBC?
- Apakah kena udara pagi terus menerus dan merokok dapat menyebabkan TBC?
- Apakah penyakit TBC itu diwariskan secara genetik?
- Mengapa pengobatan TBC memerlukan waktu yang lama?
- Bagaimana bila penderita TBC tidak mengkonsumsi obat secara teratur?
- Bisakah penyakit TBC disembuhkan secara tuntas? Bagaimana caranya?
- Apakah orang yang telah sembuh dari penyakit TBC dapat terjangkit kembali?
- Apakah flek kecil di paru-paru pada anak balita sudah dapat dikatakan TBC?
- Mungkinkan terkena penyakit TBC bila kita hidup di lingkungan yang bersih?
- Bagaimana efek terhadap janin bila ibu hamil sedang mengidap penyakit TBC?
- Bagaimana sikap kita bila di rumah terdapat anggota keluarga yang menderita penyakit TBC?
- Pola hidup bagaimana yang harus kita miliki agar terhindar dari penyakit TBC?
Tanda-tanda orang yang dicurigai
terkena penyakit TBC yaitu secara umum dapat dilihat dari gejalanya terlebih
dahulu yaitu, demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama, biasanya
dirasakan malam hari disertai keringat malam. Kadang-kadang serangan demam
seperti influenza dan bersifat hilang timbul. Penurunan nafsu makan dan berat
badan. Batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (dapat disertai dengan darah).
Perasaan tidak enak (malaise), lemah. Dan untuk memberikan kepastian maka orang
tersebut harus diperiksa lebih lanjut, jadi tidak selalu bahwa orang
batuk-batuk lama pasti menderita TBC, harus dipastikan dengan pemeriksaan
laboratorium dan foto rontgen.
Belum tentu, karena batuk berdarah
dapat disebabkan oleh berbagai macam sebab, bisa karena penyakit paru-paru
lainnya, karena adanya perdarahan di daerah hidung bagian belakang yang
tertelan dan pada saat batuk keluar dari mulut atau karena anak batuk terlalu
keras sehingga menyebabkan lukanya saluran nafas sehingga mengeluarkan darah.
Pada umumnya adalah melalui percikan
dahak penderita yang keluar saat batuk (beberapa ahli mengatakan bahwa air
ludah juga bisa menjadi media perantara), bisa juga melalui debu, alat
makan/minum yang mengandung kuman TBC. Kuman yang masuk dalam tubuh akan
berkembangbiak, lamanya dari terkumpulnya kuman sampai timbulnya gejala
penyakit dapat berbulan-bulan sampai tahunan.
Kena udara pagi terus menerus tidak
terlalu bermasalah dalam hal penularan TBC, sedangkan merokok dapat menurunkan
daya tahan dari paru-paru, sehingga relatif akan mempermudah terkena TBC.
Penyakit TBC tidak diwariskan secara
genetik, karena penyakit TBC bukanlah penyakit turunan. Hanya karena
penularannya adalah melalui percikan dahak yang mengandung kuman TBC, maka
orang yang hidup dekat dengan penderita TBC dapat tertular.
Karena bakteri TBC dapat hidup
berbulan-bulan walaupun sudah terkena antibiotika (bakteri TBC memiliki daya
tahan yang kuat), sehingga pengobatan TBC memerlukan waktu antara 6 sampai 9
bulan. Walaupun gejala penyakit TBC sudah hilang, pengobatan tetap harus
dilakukan sampai tuntas, karena bakteri TBC sebenarnya masih berada dalam
keadaan aktif dan siap membentuk resistensi terhadap obat. Kombinasi beberapa
obat TBC diperlukan karena untuk menghadapi kuman TBC yang berada dalam
berbagai stadium dan fase pertumbuhan yang cepat.
Hal ini akan menyebabkan tidak
tuntasnya penyembuhan, sehingga dikhawatirkan akan timbul resistensi bakteri
TBC terhadap antibiotika sehingga pengobatan akan semakin sulit dan mahal.
Penyakit TBC bisa disembuhkan secara
tuntas apabila penderita mengikuti anjuran tenaga kesehatan untuk minum obat
secara teratur dan rutin sesuai dengan dosis yang dianjurkan, serta mengkonsumsi
makanan yang bergizi cukup untuk meningkatkan daya tahan tubuhnya.
Dapat, karena setelah sembuh dari
penyakit TBC tidak ada kekebalan seumur hidup. Jadi bila telah sembuh dari penyakit
TBC kemudian tertular kembali oleh kuman TBC, maka orang tersebut dapat
terjangkit kembali.
Flek kecil di paru-paru balita pada
umumnya memang disebabkan oleh TBC. Oleh karena itu perlu diteliti apakah ada
gejala-gejala klinis penyakit TBC atau tidak. Bila tidak ada berarti pernah
tertular penyakit TBC tapi karena daya tahan tubuhnya tinggi sehingga tidak
bergejala. Atau saat ini anak tersebut sudah sembuh dari penyakit TBC dan hanya
meninggalkan bekasnya saja di paru-paru.
Kemungkinan kita tertular akan tetap
ada, karena kita hidup tidak hanya di lingkungan sekitar rumah kita saja, bisa
saja suatu saat kita berada di sekolahan, bioskop, kantor, bus yang belum tentu
terbebas dari kuman TBC. Hidup di lingkungan yang bersih memang akan
memperkecil risiko terjangkit TBC.
Biasanya keadaan gizi penderita TBC
kurang baik, sehingga hal ini dapat mempengaruhi perkembangan bagi janin dalam
kandungan. Ibu hamil tetap harus diberikan terapi dengan obat TBC dengan dosis
efektif terendah. Obat TBC yang diminum oleh ibu dapat melewati plasenta dan
masuk ke janin dan berdasarkan beberapa kepustakaan disebutkan tidak memberikan
efek yang terlampau berbahaya, akan tetapi pemantauan ketat pada perkembangan
janin harus tetap dilakukan. Setelah bayi dilahirkan dapat dipisahkan terlebih
dahulu dari ibu selama TBC masih aktif.
Bawa pasien ke dokter untuk
mendapatkan pengobatan secara teratur, awasi minum obat secara ketat dan beri
makanan bergizi. Sirkulasi udara dan sinar matahari di rumah harus baik.
Hindarkan kontak dengan percikan batuk penderita, jangan menggunakan alat-alat
makan/minum/mandi bersamaan.
Pola hidup sehat adalah kuncinya, karena
kita tidak tahu kapan kita bisa terpapar dengan kuman TBC. Dengan pola hidup
sehat maka daya tahan tubuh kita diharapkan cukup untuk memberikan
perlindungan, sehingga walaupun kita terpapar dengan kuman TBC tidak akan
timbul gejala. Pola hidup sehat adalah dengan mengkonsumsi makanan yang
bergizi, selalu menjaga kebersihan diri dan lingkungan hidup kita, rumah harus
mendapatkan sinar matahari yang cukup (tidak lembab), dll. Selain itu hindari
terkena percikan batuk dari penderita TBC.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar