Olahraga
seperti sepakbola, futsal, badminton, tenis, lari atletik termasuk
contoh olahraga keras karena mempunyai gerakan-gerakan eksplosif yang
bisa cepat menaikkan denyut nadi. Agar tidak menimbulkan bahaya pada
tubuh sesuaikan olahraga tersebut dengan dosis dan umur Anda. Olahraga
bisa menimbulkan masalah jika dilakukan tidak sesuai dosis, jenis
olahraga dan umur. Ketika orang masih berusia 20-25 tahun atau sampai
maksimal 30 tahun, tubuh masih bisa melakukan kompensasi terhadap
kegiatan olahraga yang berat. Tapi ketika usia seseorang sudah di atas
30 tahun maka orang perlu mengetahui dosis dan jenis olahraga yang aman
sesuai usianya.
Detak jantung, tekanan darah sistolik (atas), dan cardiac output
(jumlah darah yang dipompa per denyut jantung) semua mengalami
peningkatan. Aliran darah ke jantung, otot, dan kulit juga meningkat.
Akibatnya, metabolisme tubuh menjadi lebih aktif memproduksi CO2
(karbondioksida/oksida asam) dan H+ (ion proton) pada otot. Akhirnya
orang akan bernapas lebih cepat dan lebih dalam untuk memasok oksigen
lebih banyak karena metabolisme yang meningkat ini. Proses biokimia ini
menghasilkan asam laktat yang kemudian memasuki aliran darah. Penumpukan
asam laktat ini akan membuat tubuh merasa capek saat olahraga. Kadar
oksigen juga menurun akibat penumpukan karbondioksida dalam darah.
Ada ancaman kematian jika Ph tubuh saat olahraga akibat kecapekan
mencapai Ph 6,3. Inilah yang menyebabkan terjadi kram otot dan kram
jantung yang membuat banyak orang terkena serangan jantung setelah
berolahraga.
Cara yang aman adalah mengukur denyut nadi maksimal (DNM). DNM adalah denyut nadi maksimal yang dihitung berdasarkan rumusan DNM = 220- Umur, kemudian dikalikan dengan intensitas membakar lemak 60-70 persen DNM. orang yang berusia 40 tahun maka DNM saat ia berolahraga adalah 220-40 = 180. Kemudian angka 180 dikalikan dengan 60 persen untuk batas ringan dan 70 persen untuk batas atas yang hasilnya 108-126. Dengan mengetahui denyut nadi tersebut, maka orang yang berusia 40 tahun harus berhenti sejenak dari olahraganya ketika denyut nadinya sudah melampaui 126.
Cara yang aman adalah mengukur denyut nadi maksimal (DNM). DNM adalah denyut nadi maksimal yang dihitung berdasarkan rumusan DNM = 220- Umur, kemudian dikalikan dengan intensitas membakar lemak 60-70 persen DNM. orang yang berusia 40 tahun maka DNM saat ia berolahraga adalah 220-40 = 180. Kemudian angka 180 dikalikan dengan 60 persen untuk batas ringan dan 70 persen untuk batas atas yang hasilnya 108-126. Dengan mengetahui denyut nadi tersebut, maka orang yang berusia 40 tahun harus berhenti sejenak dari olahraganya ketika denyut nadinya sudah melampaui 126.