Firman
Allah Ta’ala yg artinya “Katakanlah ‘Maukah kamu Kami beritahukan tentang
orang-orang yg paling merugi perbuatannya? Yaitu orang-orang yg telah sia-sia
perbuatannya dalam kehidupan dunia sedangkan mereka menyangka bahwa mereka
telah berbuat sebaik-baiknya. Mereka itu adl orang-orang yg kafir terhadap
ayat-ayat Tuhan mereka dan perjumpaan dgn Dia maka terhapuslah amalan-amalan
mereka dan Kami tidak mengadakan penimbangan amal bagi mereka pada hari kiamat.
Demikianlah balasan mereka itu adl neraka Jahannam disebabkan kekafiran mereka
dan krn mereka menjadikan ayat-ayat-Ku dan rasul-rasul-Ku sebagai
olok-olokan’.” Manusia dalam berbuat atau beramal dalam kehidupan dunia ini
bisa kita bagi pada dua kategori utama. Pertama manusia yg melandaskan amalnya
atas dasar iman kepada Sang Pencipta alam semesta Allah Subhaanahu wa Ta’ala.
Kedua orang yg beramal tetapi kafir terhadap Allah Subhaanahu wa Ta’ala.
Kemudian kelompok pertama bisa kita bagi lagi menjadi empat
Yang berbuat kebajikan dgn landasan pengetahuan.Kelompok ini
tentu saja menjadi orang yg beruntung krn orang yg tahu kebaikan dan bagaimana
melakukannya niscaya dibimbing Allah dalam tindakannya dan diberi ganjaran yg
berlipat ganda.
Yang berbuat kebajikan tanpa landasan pengetahuan.Kelompok
ini merupakan kelompok yg sifatnya spekulasi krn seseorang yg berbuat suatu
kebaikan tanpa dilandasi ilmu yg benar bisa jadi ia tepat sasaran bisa jadi
pula salah sasaran. Tetapi hal itu cenderung menyesatkan pelakunya bahkan
kepada orang lain krn tanpa landasan ilmu.
Yang tak berbuat kebajikan krn tidak tahu.Kelompok ini tentu
saja telah menyia-nyiakan potensi yg telah dikaruniakan Allah kepadanya utk
beramal di muka bumi ini dgn sebaik-baiknya.
Yang tak berbuat kebajikan walaupun punya pengetahuan
tentang kebajikan.Kelompok ini juga telah menyia-nyiakan ilmu pengetahuan dan
potensi lain yg dikaruniakan Allah kepadanya. Meski demikian setidaknya mereka
punya suatu keuntungan dgn iman yg ada pada mereka. Itu tetap lbh baik dari
pada kekufuran dgn amal yg banyak. Namun hal ini tidak boleh menjadikan kita
terpaku pada hal-hal yg demikian. Seorang muslim harus dinamis dan berkembang.
Dari tidak tahu harus menjadi tahu dari tidak berbuat menjadi berbuat. Kemudian
kita lirik kelompok kedua yaitu orang-orang kafir. Mereka pun terbagi empat
yaitu
Yang berbuat kebajikan dgn pengetahuan mereka tentang
kebajikan.
Yang berbuat dan menyangka bahwa itu adl kebajikan.
Yang tidak berbuat kebajikan dan tidak tahu kebajikan
Yang tidak berbuat kebajikan walaupun tahu kebajikan. Mereka
semua dgn kekafirannya sebenarnya sudah termasuk orang yg merugi. Mereka telah
menghapus amal mereka sendiri. Namun yg paling merugi tentunya adl mereka yg
telah berbuat banyak dan menyangka bahwa ia telah berbuat sebaik mungkin.
Ternyata begitu datang hari kiamat yg pada hari itu segala amalan akan dihisab
ia mendapati segala amal yg diperbuatnya sia-sia dan terhapus. Betapa sangat
meruginya orang yg demikian krn sudah keluar segala daya upaya baik tenaga
pikiran harta waktu dan sebagainya selama di dunia tetapi semua itu sia-sia di
akhirat kelak. Sehingga dgn tiadanya amalan mereka tidak perlu lagi ditimbang
krn memang tidak ada yg akan ditimbang. Ini semua krn kekafiran mereka terhadap
Allah ayat-ayat-Nya hari akhir yg merupakan hari perjumpaan dgn Allah dan
segala amal perbuatan makhlukdi beri ganjaran. Amal perbuatan mereka
Allah perumpamakan dgn fatamorgana yg berada di padang pasir. Dari jauh
disangka air begitu didekati ternyata tidak ada apa-apa. Sesungguhnya amal
mereka telah diberikan di dunia sesuai dgn niat mereka. Bukankah mereka berbuat
agar dikenang generasi-generasi berikutnya? Hal itu sudah mereka dapatkan.
Bukankah mereka telah mendapatkan ketenaran yg mereka inginkan dari kebaikan
mereka? Masih banyak lagi motivasi mereka yg tentu saja tidak satu pun krn
Allah krn memang mereka tidak beriman kepada-Nya. Namun dunia tidak selalu
memberikan yg memuaskan sehingga mereka semuanya tidak mendapatkan keinginan
mereka. Ini adl sebuah fenomena yg dapat kita saksikan tiap saat pada kehidupan
orang-orang kafir. Banyak di antara mereka yg menyumbang ribuan jutaan bahkan
milyaran dolar utk kemanusiaan dan sebagainya. Banyak yg memperjuangkan
kebajikan di mana-mana dgn segala atributnya. Padahal sesungguhnya mereka
tertipu dgn semuanya itu. Mereka berbuat kebajikan sesama makhluk namun di saat
bersamaan mereka kafir terhadap Pencipta mereka Allah Subhaanahu wa Ta’ala.
Mereka telah menjadikan ayat-ayat Allah dan para rasul-Nya sebagai bahan
olok-olokan. Lihatlah bagaimana para kuffar itu menertawakan Islam ajarannya serta
kaum muslimin. Ayat-ayat Allah mereka jadikan bahan ejekan dalam diskusi
seminar tulisan dan berbagai macam cara lainnya. Ayat-ayat Allah terlalu nyata
utk diingkari terlalu mulia utk dilecehkan dan terlalu banyak utk dibilang. Apa
yg ada di semesta ini merupakan ayat-ayat Allah disamping yg Allah wahyukan
dalam Alquran. Hari akhir sebagai hari pembalasan adl suatu yg pasti datang.
Pada saat itu semua orang akan mendapatkan ganjaran dari segala yg
diperbuatnya. Adalah suatu yg tak dapat diingkari bahwa tiap perbuatan
mempunyai akibat dan konsekuensi sendiri-sendiri. Yang baik tentu saja
berakibat baik begitu juga sebaliknya. Namun kenyataannya dalam kehidupan dunia
ini banyak orang yg berbuat baik tetapi belum mendapatkan balasannya. Contoh
orang beriman yg mati dalam menyelamatkan seseorang dari kebakaran. Karena luka
bakar yg dideritanya misalnya. Tentunya ia belum mendapatkan balasan yg pantas.
Pujian manusia terhadap keberaniannya tidaklah berarti apa-apa dibanding
pengorbanannya. Toh pujian manusia adl sebuah fatamorgana juga. Apakah mungkin
pengorbanannya sia-sia? Tidak sekali-kali tidak. Allah Maha Mengetahui dan Maha
Adil lagi Maha Pengasih. Hanya Dia-lah yg akan membalas segala pengorbanan
seorang hamba. Di lain pihak kita lihat banyak orang yg telah berbuat kezaliman
di dunia ini mati sebelum mendapatkan ganjaran dari kezalimannya. Bahkan ia
juga meninggalkan penderitaan dan kesengsaraan bagi orang banyak. Sementara
semasa hidupnya ia enak-enak ongkang kaki di atas penderitaan orang lain.
Percaya tak percaya Allah pasti akan membalasnya. Sesungguhnya tidak ada yg
dapat menghindari dari Allah. Sesungguhnya siksaan Allah itu sangat pedih di
luar kemampuan yg kita bayangkan. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala
sesuatu. Marilah berlindung kepada Allah dari kerugian di akhirat kelak.
Wallahu A’lam. Al-Islam - Pusat Informasi dan Komunikasi Islam Indonesia
sumber
file al_islam.chm
Tidak ada komentar:
Posting Komentar