“Yang Tidak Diperbolehkan Selama
Masa Haid” ketegori Muslim. Assalamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh
Pak ustadz,Hal-hal apakah yang tidak
boleh dilakukan selama masa haid? Apakah menggunting kuku dan memotong rambut
termasuk hal-hal yang tidak boleh dilakukan selama masa haid? Mohon jawaban dan
penjelasan pak ustadz.
WAssalamualaikum Warahmatullah
Wabarakatuh
Ayu.
Ade Ayu
Jawaban
Assalamualaikum Warahmatullah
Wabarakatuh,
Memotong rambut dan kuku saat haidh
bukan hal yang terlarang saat seorang wanita mendapat haidh. Sebab landasan
syar’i atas larangan hal itu tidak berlandaskan dalil Quran maupun sunnah,
kecuali hanya sekedar nalar manusiawi. Seharusnya ada dalil yang tegas dari
kitabullah atau sunnaturasulillah yang dibawakan oleh mereka yang mengatakan
hal itu.
Adapun perbuatan yang haram
dilakukan oleh wanita yang sedang haid, sebagaimana yang telah ditetapkan dalam
Al-Quran dan As-sunnah antara lain adalah:
1. Shalat
Seorang wanita yang sedang
mendapatkan haid diharamkan untuk melakukan salat. Begitu juga mengqada` salat.
Sebab seorang wanita yang sedang mendapat haid telah gugur kewajibannya untuk
melakukan salat. Dalilnya adalah hadis berikut ini:
عَنْ عَائِشَةَ رضيَ اللهُ عَنْهَا:
أنَّ فَاطِمَةَ بِنْتَ أَبِي حُبَيْشٍ كَانَتْ تُسْتَحَاضُ، فَقَالَ لَهَا رَسُولُ
اللهِ صلى الله عليه وسلم: إِنَّ دَمَ الحَيْضِ دَمٌ أَسْوَدُ يُعْرَفُ، فَإِذا
كَانَ ذَلِكَ فَأَمْسِكِي عَنِ الصَّلاةِ، فَإِذا كَانَ الآخَرُ فَتَوَضَّئِي
وَصَلِّي، رَوَاهُ أَبُو دَاوُدَ وَالنَّسَائِيُّ، وَصَحَّحَهُ ابنُ حِبَّانَ
وَالحَاكِمُ، وَاسْتَنْكَرَهُ أَبُو حَاتِمٍ
Dari Aisyah ra berkata, Fatimah
binti Abi Hubaisy mendapat darah istihadha, maka Rasulullah SAW bersabda
kepadanya, Darah haidh itu berwarna hitam dan dikenali. Bila yang yang keluar
seperti itu, janganlah shalat. Bila sudah selesai, maka berwudhu’lah dan
lakukan shalat. .
Dari Aisyah ra. berkata, Di zaman
Rasulullah SAW dahulu kami mendapat haid, lalu kami diperintahkan untuk
mengqada` puasa dan tidak diperintah untuk mengqada` salat. .
Selain itu juga ada hadis lainnya:
`Dari Fatimah binti Abi Khubaisy
bahwa Rasulullah SAW bersabda, Bila kamu mendapatkan haid maka tinggalkan
salat.
2. Berwudu` atau Mandi
As Syafi`iyah dan al-Hanabilah
mengatakan bahwa `wanita yang sedang mendapatkan haid diharamkan berwudu`dan
mandi janabah. Maksudnya adalah bahwa seorang yang sedang mendapatkan haidh dan
darah masih mengalir, lalu berniat untuk bersuci dari hadats besarnya itu
dengan cara berwudhu’ atau mandi janabah, seolah-olah darah haidhnya sudah
selesai, padahal belum selesai.
Sedangkan mandi biasa dalam arti
membersihkan diri dari kuman, dengan menggunakan sabun, shampo dan lainnya,
tanpa berniat bersuci dari hadats besar, bukan merupakan larangan.
3. Puasa
Wanita yang sedang mendapatkan haid
dilarang menjalankan puasa dan untuk itu ia diwajibkannya untuk menggantikannya
dihari yang lain.
وَعَنْ أَبِي سَعِيْدٍ الخُدْرِيِّ
رضيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رسُولُ الله صلى الله عليه وسلم: أَلَيْسَ إِذا
حَاضَتِ المَرْأَةُ لَمْ تُصَلِّ وَلَمْ تَصُمْ، مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
Dari Abi Said Al-Khudhri ra. berkata
bahwa Rasulullah SAW bersabda, Bukankah bila wanita mendapat hatdh, dia tidak
boleh shalat dan puasa?
4. Tawaf
Seorang wanita yang sedang
mendapatkan haid dilarang melakukan tawaf. Sedangkan semua praktek ibadah haji
tetap boleh dilakukan. Sebab tawaf itu mensyaratkan seseorang suci dari hadas
besar.
وَعَنْ عَائِشةَ رضيَ اللهُ عَنْهَا
قَالَت: لَمَّا جِئْنَا سَرِفَ حِضْتُ، فَقَالَ النَّبيُّ صلى الله عليه وسلم:
افْعَلِي مَا يَفْعَلُ الحَاجُّ غَيْرَ أَنْ لا تَطُوْفِي بِالبَيْتِ حَتَّى
تَطْهُرِي، مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
Dari Aisyah ra. berkata bahwa
Rasulullah SAW bersabda, Bila kamu mendapat haid, lakukan semua praktek ibadah
haji kecuali bertawaf di sekeliling ka`bah hingga kamu suci.
5. Menyentuh mushaf dan Membawanya
Allah SWT berfirman di dalam
Al-Quran Al-Kariem tentang menyentuh Al-Quran:
لا يمسه إلا المطهرون
Dan tidak menyentuhnya kecuali orang
yang suci
Jumhur Ulama sepakat bahwa orang
yang berhadats besar termasuk juga orang yang haidh dilarang menyentuh mushaf
Al-Quran
6. Melafazkan Ayat-ayat Al-Quran
Kecuali dalam hati atau doa/zikir
yang lafznya diambil dari ayat Al-Quran secara tidak langsung.
`Rasulullah SAW tidak terhalang dari
membaca Al-Quran kecuali dalam keadaan junub`.
Namun ada pula pendapat yang
membolehkan wanita haidh membaca Al-Quran dengan catatan tidak menyentuh mushaf
dan takut lupa akan hafalannya bila masa haidhnya terlalu lama. Juga dalam
membacanya tidak terlalu banyak.
Pendapat ini adalah pendapat Malik.
Demikian disebutkan dalam Bidayatul Mujtahid jilid 1 hal 133.
7. Masuk ke Masjid
Dari Aisyah RA berkata bahwa
Rasulullah SAW bersabda, Tidak ku halalkan masjid bagi orang yang junub dan
haidh.
8. Bersetubuh
Wanita yang sedang mendapat haid
haram bersetubuh dengan suaminya. Keharamannya ditetapkan oleh Al-Quran
Al-Kariem berikut ini:
وَيَسْأَلُونَكَ عَنِ الْمَحِيضِ قُلْ
هُوَ أَذًى فَاعْتَزِلُواْ النِّسَاء فِي الْمَحِيضِ وَلاَ تَقْرَبُوهُنَّ حَتَّىَ
يَطْهُرْنَ فَإِذَا تَطَهَّرْنَ فَأْتُوهُنَّ مِنْ حَيْثُ أَمَرَكُمُ اللّهُ إِنَّ
اللّهَ يُحِبُّ التَّوَّابِينَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِينَ
Mereka bertanya kepadamu tentang
haidh. Katakanlah: `Haidh itu adalah suatu kotoran`. Oleh sebab itu hendaklah
kamu menjauhkan diri dari wanita di waktu haidh; dan janganlah kamu mendekati
mereka, sebelum mereka suci. Apabila mereka telah suci, maka campurilah mereka
itu di tempat yang diperintahkan Allah kepadamu. Sesungguhnya Allah menyukai
orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri.
Yang dimaksud dengan menjauhi mereka
adalah tidak menyetubuhinya.
Sedangkan al-Hanabilah membolehkan
mencumbu wanita yang sedang haid pada bagian tubuh selain antara pusar dan
lutut atau selama tidak terjadi persetubuhan. Hal itu didasari oleh sabda
Rasulullah SAW ketika beliau ditanya tentang hukum mencumbui wanita yang sedang
haid maka beliau menjawab:
وَعَنْ أَنَسٍ رضيَ اللهُ عَنْهُ
أَنَّ اليَهُودَ كَانت إِذا حَاضَتِ المَرْأَةُ فِيْهِمْ لَمْ يُؤَاكِلُوهَا،
فَقَالَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم: اصْنَعُوا كُلَّ شَىءٍ إِلاَّ النِّكَاحَ،
رَوَاهُ مُسْلِمٌ
`Dari Anas ra. bahwa orang Yahudi
bisa para wanita mereka mendapat haidh, tidak memberikan makanan. Rasulullah
SAW bersabda, Lakukan segala yang kau mau kecuali hubungan badan.
وَعَنْ عَائِشَةَ رضيَ اللهُ عَنْهَا
قَالَت: كَانَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَأْمُرُنِي فَأَتَّزِرُ،
فَيُبَاشِرُنِي وَأَنَا حَائِضٌ، مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
Dari Aisyahra berkata, Rasulullah
SAW memerintahkan aku untuk memakain sarung, beliau mencumbuku sedangkan aku
dalam keadaan datang haidh.
Keharaman menyetubuhi wanita yang
sedang haid ini tetap belangsung sampai wanita tersebut selesai dari haid dan
selesai mandinya. Tidak cukup hanya selesai haid saja tetapi juga mandinya.
Sebab di dalam al-Baqarah ayat 222 itu Allah menyebutkan bahwa wanita haid itu
haram disetubuhi sampai mereka menjadi suci dan menjadi suci itu bukan sekedar
berhentinya darah namun harus dengan mandi janabah, itu adalah pendapat
al-Malikiyah dan as Syafi`iyah serta al-Hanafiyah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar